Iqra Bismirabbikalladzii Khalaq

Saturday, February 25, 2006

Dahulukan Kewajibanmu daripada Kesenanganmu

Islam adalah cahaya yang datang dari Tuhan untuk mengusir kegelapan peradaban manusia, serta mengangkat harkat manusia, bahkan lebih tinggi daripada malaikat. Kisah malaikat diperintahkan sujud kepada Adam tentu masih segar dalam ingatan kita. Akan tetapi, menuju dan mempertahankan kemuliaan derajat memerlukan perjuangan yang tidak mudah.

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?(yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.

Kita harus berjuang, karena Islam adalah agama perjuangan, dan bukan agama permisif yang memperbolehkan segala sesuatu. Suatu waktu kita pasti dituntut untuk berkorban, karena pengorbanan sesuatu yang kita cintai adalah pembuktian cinta kita kepada Allah. Semua itu niscaya akan terbayar di dunia ini dengan ketenangan dan bantuan dari Allah. Tidakkah kita tenang manakala Allah bersama dengan kita?

Maka marilah kita tengok contoh-contoh teladan kita. Adakah Anda jumpai persona-persona mengagumkan ini dalam sejarah tokoh-tokoh masa kini? Lihatlah ketika Rasulullah yang mulia sampai berdarah-darah terkena lemparan batu dan menerima hinaan dari penduduk kota Thaif. Kewajiban Rasulullah adalah menyeru, berdakwah, beliau dahulukan di atas kehormatan beliau. Dan ketika Khalifah Umar mendahukan kewajibannya dan berlari-lari demi mengejar seekor unta rakyatnya yang lepas. Kewajiban Khalifah adalah menjaga harta rakyat dan amanah, beliau dahulukan dan tidaklah dihiraukannya prestise seorang presiden, apatah lagi kemewahan dan kesia-siaan lain.
  • "yaa ayuhalladzina aamanu, aufuu bil 'uquud" [5:1]
  • Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dengan kata lain, penuhilah kewajiban-kewajibanmu. Penuhilah semua amanah dan janjimu. Sebagai hamba Allah, sebagai seorang anak, sebagai seorang ummat, pimpinan organisasi, ayah, semuanya, karena semua akan dimintai pertanggungjawaban kelak.

Dan jika kita letih, tenaga terasa tak ada, kesulitan dan problematika menghadang, dan kita benci kepada semua keadaan ini, maka marilah kita adukan dengan doa-doa kita kepada Allah, dan kita ingat kelembutan Allah dalam firmannya,

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran [2:186]

Karena yang kita sembah adalah Allah, yang Maha Kuasa dan Maha Mendengar, tidak mengantuk apalagi tidur. Dan kita tidak menyembah rasul terdahulu, atau berhala, atau uang, yang kesemuanya tak akan dapat mengabulkan doa - doa kita.

Wallahu a'lam bishowab.

Perbuatan dan Perkataan yang Tiada Berguna

Di antara kebenaran yang itu muncul prinsip sederhana namun sulit untuk diistiqomahi (dijalankan dengan konsisten)...
  • Jauhi (perbuatan dan perkataan) yang tak berguna.
  • "walladzina hum 'anillaghwi mu' ridhuun" 23:3
Sebaliknya mari berikan dan lakukan yang bermanfaat, bagimu, bagi keluargamu, bagi ummatmu, bagi ummat manusia dan semesta. Itulah, rahmatan lil 'alamiin.
Kriteria kemanfaatan diukur menurut ukuran dari Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi (subhanahuwata'ala) yang murni dan terbebas dari kesalahan, yakni Al Qur'anul Karim (bacaan yang suci). Dan Rasulullah pun telah memberikan contoh lewat Sunnahnya (jalannya).

Manfaat datang dengan peringkat. Ada prioritas di sana. Sebagaimana Allah telah membedakan amalan penjaga masjidil Haram dengan pejuang di jalan Allah.
  • Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah [9:19]
Sebuah contoh. Pelajaran Bahasa A'rab dan Pelajaran Bahasa Inggris, mana yang lebih bermanfaat dari paradigma Qur'ani? Apakah Anda rela terus-menerus bengong dan melanglang pikiran di belakang Imam yang membaca ayat-ayat dengan bahasa Arab? Tetapi mengapa mayoritas kita spending waktu dan uang habis-habisan untuk yang satu, sementara sama sekali tidak ada effort yang nampak untuk yang lain?

Contoh kedua. Membaca Al Qur'an dan Membaca berita. Mana yang lebih bermanfaat menurut Allah SWT? Tetapi mengapakah kita meluang waktu setiap hari untuk baca berita, terkadang juga baca gosip dan pandangan mata pun menumbuk haram ke iklan-iklan nan aduhai, sementara untuk Al Qur'an bahkan sebulan pun belum tentu disentuh?